Kontroversi & Kasus Seputar Facebook

Menyandang satus sebagai sebuah situs jejaring sosial terbesar di dunia, ternyata banyak kasus yang menimpa Facebook.

Situs jejaring sosial yang didirikan Mark Zuckerberg ini memiliki catatan estimasi pendapatan USD300 juta pada 2008. Selain sebagai situs jejaring sosial, Facebook juga menyediakan jasa banner iklan dan pemasaran secara jaringan. Sejak didirikan pada 4 Februari 2004, Facebook sebagai perusahaan yang berkantor pusat di Palo Alto, California, telah tersedia dalam 70 bahasa.

Meskipun banyak manfaat positif dari situs jejaring sosial ini, ternyata banyak juga catatan kasus negatif yang melingkupinya. Di antaranya, penggunaan Facebook selama beberapa tahun terakhir menuai kontroversi bagi pengguna yang merupakan anak-anak di bawah usia 13 tahun.

Ini karena anak-anak dan remaja ternyata sangat rentan mendapatkan pelecehan melalui profilnya di situs jejaring sosial Facebook. Tindakan kriminal juga rentan terjadi karena profil pengguna Facebook biasanya dicantumkan secara detail sehingga rawan pencurian identitas oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.

Apalagi Facebook tidak secara aktif menegakkan aturannya agar anak di bawah usia 13 tahun tidak bisa bergabung. Dengan demikian hal itu menuai perhatian banyak kalangan, terutama terkait perlindungan terhadap anak-anak dari kerentanan pelecehan bersifat seksual atau kata-kata kasar dari oknum pengguna lain.

Pada Oktober 2005, tercatat Universitas New Mexico melarang akses terhadap Facebook pada komputer-komputer kampus dan jaringannya. Ini dengan alasan untuk mencegah terjadinya kekerasan akibat aktivitas yang tidak berkaitan dengan kegiatan kampus.

Baru kemudian universitas ini tidak melarang akses terhadap Facebook bagi komputer setelah berhasil membangun sistem yang mampu memisahkan antara catatan pengguna kampus dan lainnya. Pemerintah Ontario, Kanada, juga telah melakukan pelarangan akses terhadap Facebook karena dianggap tidak terkait dengan pekerjaan sejak Mei 2007.

Aksi pelarangan akses terhadap Facebook juga dilakukan beberapa perusahaan di dalam negeri karena dianggap bisa mengganggu pekerjaan. Pada 1 Januari 2008, ternyata ada unggahan (posting) informasi tentang korban pembunuhan Stefanie Rengel yang dipublikasi secara umum bagi masyarakat Toronto, Kanada.

Padahal keluarga korban belum diberi tahu secara resmi oleh kepolisian. Aksi ini menuai kritikan karena nama korban pembunuhan tidak sepatutnya dipublikasi secara umum. Karena itu, aparat kepolisian dan staf Facebook akhirnya bekerja sama membangun sistem yang lebih menjaga privasi dengan menghapus otomatis nama korban pembunuhan tersebut.

Memang, harus diakui sangat sulit untuk mengendalikan pesan atau informasi yang diteruskan pengguna Facebook secara pribadi melalui internet. Beberapa negara secara resmi melarang penggunaan Facebook, di antaranya Suriah, China, dan Iran. Pemerintah Suriah beralasan bahwa ada ancaman terhadap otoritas pemerintah melalui situs Facebook.

Suriah juga khawatir akan masukan dari warga Israel terhadap grup komunitas warga Suriah di Facebook. Facebook juga digunakan oleh masyarakat Suriah untuk mengkritik pemerintah, padahal kecaman terhadap pemerintah bisa berakibat pada hukuman penjara.

Pada 5 Februari 2008, Fouad Mourtada, seorang warga Maroko, dipenjara akibat membuat profil palsu Pangeran Moulay Rachid. Selama pelaksanaan Pemilu 2009 di Iran, Facebook langsung dilarang untuk diakses masyarakat setempat karena kekhawatiran gerakan oposisi akan semakin besar dan terorganisasi secara online. Sementara di China, Facebook sudah diblok sejak Juli 2009 menyusul peristiwa kerusuhan Urumqi Juli 2009.

Huanqi.com menegaskan bahwa aktivis dari lembaga Xinjiang Independence menggunakan Facebook sebagai bagian dari komunikasi mereka. Beberapa kontroversi juga muncul ketika dua mahasiswa Massachusetts Institute of Technology (MIT) mampu mengunduh data 70.000 profil pengguna Facebook dari empat universitas, yakni MIT, New York University, University of Oklahoma, dan Harvard University.

Cara ini ternyata akibat penggunaan sistem automated shell script sebagai bagian dari proyek penelitian Facebook yang dipublikasi pada 14 Desember 2005. Pencurian identitas pengguna ini juga terbukti ketika teknologi BBC dengan program “Click” mampu mengungkapkan detail informasi personal pengguna Facebook dan kawan-kawan di jaringannya.

Selain itu, masih banyak lagi masalah pelanggaran privasi lain dengan menggunakan media Facebook. Bahkan Facebook juga dituding sebagai media yang paling terkait dengan meningkatnya angka perceraian antara pasangan menikah.

Facebook sangat dikritik akibat lambatnya reaksi dan respons terhadap berbagai masalah yang muncul. Sebagai alat, Facebook bisa bermanfaat atau merugikan, tergantung pada siapa yang memakai dan bagaimana menggunakannya.